Friday, 04 Oct 2024
  • Membangun Generasi Shaleh & Cerdas
  • Membangun Generasi Shaleh & Cerdas
CLOSE MENU

Kisah Uwais Al-Qarni, Sahabat Yang Di Tinggikan Rasulullah SAW Karena Baktinya Kepada Ibu.

Bekasi(23/12/2022)- Setiap tanggal 22 Desember, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ibu. Hari Ibu menjadi momen yang istimewa karena peran seorang ibu sangat besar baik bagi keluarga maupun lingkungannya. Dalam memaknai hari Ibu tahun ini, ada baiknya kita lihat kisah terdahulu di zaman Nabi SAW tentang baktinya seorang anak yang bernama Uwais Al-Qarni kepada Ibunya.

Uwais Al-Qarni adalah seorang pemuda yang berasal daerah Al-Qarn, Yaman. Pada suatu ketika dalam majelis, Rasulullah pernah berwasiat kepada para sahabatnya jika ada yang bertemu dengan pemuda Yaman yang bernama Uwais Al-Qarni, agar mereka minta do’a dan pengampunan Allah kepadanya. Hal ini karena Uwais Al-Qarni memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Padahal pada saat itu Nabi SAW belum pernah bertemu langsung dengan Uwais Al-Qarni.

Uwais Al-Qarni dikenal bukan karena kegigihannya dalam berperang membela Islam atau karena kesetiaannya dalam menemani perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Uwais hanyalah pemuda miskin yang hidup di pinggiran daerah Qarn, di Yaman, yang hidup berdua dengan sang Ibu setelah ditinggal ayahnya sejak kecil. Ibunya telah memasuki usia senja dan mengalami kelumpuhan serta menderita kebutaan.

Namun, hal yang menjadikannya istimewa dimata Rasulullah adalah bakti dan ketaatannya pada sang Ibu. Uwais tak pernah sekalipun mengeluh untuk mengurus Ibunya yang telah renta dan memiliki keterbatasan fisik. Bahkan Uwais sanggup memenuhi semua keinginan ibunya termasuk keinginananya untuk berhaji.

Pada suatu malam Ibunya berujar, “Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan ibunya, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, lalu dibuatkannya kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.

Setiap harinya ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Kegiatan rutinnya menggendong lembu naik turun bukit ternyata adalah bentuk persiapannya untuk menggendong ibunya menuju Makkah.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah, menunjukan bakti cintanya untuk memenuhi pinta terakhir dari sang Ibu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

Sang Ibu keheranan dan bertanya, “Bagaimana dengan dosamu?”

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu sembuh dari penyakit sopak yang telah ia derita sedari kecil. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya.

Baca juga : Saat Ini Ada 4 Satuan Internasional Terbaru, Sahabat Thariq Sudah Tahu ?

Baca juga : Meriahnya Peringatan Hari Guru Nasional 2022 Di SIT Thariq Bin Ziyad.

Bulatan putih ini menjadi tanda dari seorang Uwais yang pernah diceritakan Rasulullah kepada sahabatnya. Lewat tanda ini pula Sahabat Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib menemukan Uwais karena penasaran dengan sosoknya seperti yang pernah diceritakan Rasulullah SAW.

Mudah-mudahan Allah SWT membimbing kita menjadi anak-anak yang berbakti pada orangtua khususnya Ibu. Jika diantara kita masih memiliki Ibu, gunakan kesempatan yang Allah SWT berikan untuk meraih keridhoannya agar selamat dunia dan akhirat. (fr)

Simak video : Seminar Parenting Babe Haikal di TKIT TBZ

This article have

0 Comment

Leave a Comment